Tuesday, 28 September 2010

Lelaki Idaman Poppy

Badan nya tinggi dan ramping. Berotot tetapi tidak kekar. Ia sempurna. Lelaki yang sangat sempurna. Parasnya bagaikan malaikat yang dikirim dari khayangan. Senyuman nya yang ramah menentramkan hati semua orang yang melihatnya.

Kadangkala saat aku melamunkan dirinya, aku berfikir perbuatan baik apa yang ia lakukan dikehidupan sebelum nya sehingga ia bisa terlahir se-sempurna ini.
Pasti susah baginya menemukan pendamping hidup yang sempurna seperti dirinya.

Aku penganggum nya. Melihatnya dari jauh ketika ia bermain basket di pagi hari di lapangan kecil di belakang rumah nya. Atau ketika ia duduk sendirian di sebuah bangku di lapangan itu di bawah pepohonan yang rindang di akhir pekan, sambil membaca buku komik konyol yang kadang kala membuat nya tertawa begitu rupawan.

Oh Tuhan, aku kadang harus menyadarkan diriku sendiri untuk turun dari imajinasi super tinggi yang berfikir kami akan hidup berdua dan bahagia selamanya.

---

Semalam ia berulang tahun. Ia tertawa sangat bahagia saat teman-teman nya datang ke mengejutkan nya di malam hari merayakan ulang tahun nya dengan membawa kue cake yang indah serta lilin-lilin kecil yang manis.

Kedua tanganku menempel di kaca jendela melihat pemandangan tersebut. Aku ingin turun kesana dan ikut merayakannya. Menjadi alasan tawa nya yang bahagia. Menemani nya bermain basket atau membaca komik.

Mungkin tahun depan aku bisa. Mungkin.

Setiap kali aku memikirkannya diriku yang tidak sempurna ini aku menjadi tidak bersemangat. Kadang kala ketika aku berjalan pagi di depan rumahnya bersama Sandy teman baikku. Ia sesekali tersenyum padaku dan oh ya tuhan kakiku menjadi lemas seketika.

---

Sandy yang cantik dan baik hati. Ia teman terbaikku seumur hidup. Tetapi kadang kala aku ngambek padanya. Terutama saat kami sedang berjalan pagi dan berhenti untuk mengambil nafas di dekat rumah lelaki itu. Ia lebih banyak berbicara dengan Sandy dari pada memperhatikanku. Aku sungguh cemburu. Sangat cemburu sehingga setiap habis berjalan pagi dan kembali ke rumah aku lebih banyak duduk diam tidak memperdulikan Sandy walaupun ia teman terbaikku.

---

Pagi ini kami baru siap berjalan, dan tetap saja lelaki yang sempurna itu lebih memperhatikan Sandy dari pada diriku! Mereka berbicang cukup lama soal kejutan ulang tahun lelaki itu semalam. Tentu saja Sandy tidak tau lelaki itu berulang tahun. Kenapa lelaki itu tidak lebih memperhatikanku? Padahal aku lebih tau soalnya dari pada Sandy. Aku lebih pantas menjadi pendampingnya. Walaupun tidak sempurna aku cukup manis serta putih, wangi dan perhatian.

---

Sandy yang baru saja siap melegakan dahaga di dapur tau aku mengacuhkannya lagi. Ia kemudian mendekat kepadaku dan bertanya. "Poppy ada apa?"
Aku tidak mengacuhkannya. Rasakan! Huh! Aku masih ngambek.

Sandy yang baik hati kemudian tersenyum dan mengelus kepalaku dengan lembut seperti biasanya dan berkata,"Yah sudah, ini Cat Food mu ya." Ia kemudian meninggalkanku.

Aku yang merasa seperti pemenang karena mengacuhkannya lalu mulai melahap dengan bahagia. Cat Food adalah makanan kesukaanku!

Setelah dipikir-pikir Sandy tidak terlalu buruk. Ia selalu tau apa yang ku suka kecuali soal Lelaki itu.

"Miaw!"

-End-


Hehehe, I got an inspiration last night while I was playing with my dogs and my persian cat on the terrace ^^''
Hahaha!!
LOL!!!!

Xoxo,
M.

No comments:

Post a Comment

 
back to top //PART 2